CARIU, BOGOR, Infodesanasional.id – Dugaan praktik penyalahgunaan bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi jenis Pertalite kembali mencuat di SPBU 34-16812 yang berlokasi di Desa Tegal Panjang, Kecamatan Cariu, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Senin (13/04/2025).
Saat hendak melakukan pengisian BBM di lokasi tersebut, tim media mendapat perlakuan tidak menyenangkan dari petugas keamanan bernama Ade. Ia melarang pengisian dengan alasan hanya ada dua operator yang bertugas. Namun, tak lama kemudian, terlihat sebuah mobil Suzuki Carry berwarna biru dongker tetap dilayani pengisian Pertalite oleh Ade sendiri.
“Pas hendak akan mengisi BBM, kami dilarang oleh security SPBU, katanya operator cuma dua,” ungkap Bahrudin, salah satu jurnalis di lokasi.
Diduga kuat, pengisian tersebut bagian dari praktik mafia BBM ilegal yang difasilitasi oleh pihak keamanan SPBU. Informasi yang dihimpun menyebutkan, jaringan mafia BBM bersubsidi di wilayah Cariu melibatkan oknum ormas dan bahkan oknum aparat TNI aktif.
BBM subsidi diketahui kerap dijadikan komoditas bisnis ilegal demi meraup keuntungan pribadi, yang jelas menyalahi prosedur distribusi resmi dan melanggar Undang-Undang serta regulasi dari BPH Migas dan Pertamina.
Seorang operator SPBU yang enggan disebutkan namanya membenarkan bahwa pengisian menggunakan jeriken merupakan pelanggaran. Ia juga mengakui bahwa pemilik kendaraan Carry tersebut bernama Yusuf, yang diketahui sebagai anggota ormas setempat, meski tidak mengetahui jabatannya.
Sopir mobil Carry dengan nomor polisi B 3015 QQ mengungkapkan bahwa kendaraan tersebut milik Yusuf yang menjalankan bisnis BBM ilegal dengan modus pengisian berulang kali menggunakan jeriken berkapasitas besar. Ia mengaku hanya menjalankan perintah, dan mengatakan, "Ini milik Abang saya, Yusuf."
Namun, ketika wartawan hendak mengonfirmasi kepada Yusuf, pria tersebut justru muncul dengan sikap agresif dan membawa senjata tajam jenis samurai. Dengan nada tinggi, ia melontarkan kata-kata ancaman kepada awak media.
“Kamu siapa, rampok apa begal?” bentaknya sambil mengacungkan samurai ke arah tim jurnalis.
Tindakan intimidatif Yusuf dinilai sebagai bentuk intervensi terhadap upaya investigasi jurnalis. Ia juga berulang kali melontarkan ancaman dan mengusir wartawan dari lokasi.
“Mau begal usaha saya? Bubar! Apa-apaan, hah?!” teriaknya sambil membentak dan mengayunkan samurai yang dibawanya.
Selain Yusuf, diduga terdapat beberapa nama lain yang terlibat dalam jaringan mafia BBM subsidi di wilayah Cariu, antara lain berinisial Pak De (oknum TNI aktif), Munir, dan Bedot.
Menanggapi insiden tersebut, aktivis hukum dan pemerhati mafia ilegal, Marjudin Nazwar, mengecam keras tindakan Yusuf. Ia menilai bahwa tindakan mengancam dan memprovokasi jurnalis merupakan bentuk pembungkaman terhadap kebebasan pers.
“Ini ancaman nyata terhadap keselamatan jurnalis. Kami menduga kuat ada upaya sistematis untuk membungkam media yang berupaya mengungkap praktik ilegal ini,” ujar Marjudin.
Ia juga mendesak aparat kepolisian, khususnya Polres Bogor, untuk segera bertindak dan memberantas jaringan mafia BBM di wilayah Cariu.
“Jika Kapolres Bogor tidak mampu menindak tegas para pelaku, saya akan meminta Kapolri Jenderal Sigit Prabowo mencopot jabatannya,” tegas Marjudin.(toby-tim)
Post a Comment for "Marak Dugaan Mafia BBM Subsidi di SPBU Cariu, Wartawan Diintimidasi dengan Sajam"